Seoul: Pemerintah Korea Selatan (Korsel) sangat berharap Indonesia dapat menyampaikan pesan damai kepada saudara mereka di Korea Utara (Korut), terutama untuk menghentikan program senjata nuklirnya.
"Dalam hal ini kami berharap dan percaya Indonesia dapat menyampaikan pesan damai," kata Wakil Menteri dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korsel, Cho Taiyoung, kepada pers Indonesia di Seoul, Selasa malam.
Ia mengemukakan, kebijakan nuklir Korut sangat mencemaskan, karena dapat menganggu stabilitas keamanan dan perdamaian dunia, terutama di Semenanjung Korea.
"Kami cemas saudara kami yang hanya sejam perjalanan dari Seoul sedang mengembangkan senjata nuklirnya. Lebih baik mereka memperbaiki taraf ekonomi, terutama kebutuhan pangan bagi saudara kami di sana," ujarnya.
Diplomat senior tersebut mengemukakan, Pemerintah Korut selama ini masih menutup komunikasi di antara rakyatnya dengan saudara mereka di Selatan.
"Ibaratnya dalam perjalanan hanya sejam ada satu tempat di mana saudara kami tinggal, namun kami tidak bisa mampir, bersurat, tertelepon, apalagi beremail," katanya mengungkapkan.
Ia pun menyesalkan, strategi melibatkan pers dan misi kebudayaan dari Korsel ke Utara belum dapat dilakukan, sekalipun dua hal ini dapat diharapkan dapat membuka peluang saling pengertian.
"Dalam hal ini, saya percaya Indonesia dapat memberikan jasa baiknya membuka komunikasi untuk membangun kepercayaan Korut untuk ikut menciptakan perdamaian," ujarnya.
Apalagi, menurut dia, Indonesia memiliki reputasi baik berkaitan upaya menciptakan perdamaian dunia, karena posisi strategis RI di Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Pesan yang ingin kami titipkan sangat jelas, yakni saudara kami di Utara segera hentikan program senjata nuklirnya, dan lebih baik memanfaat dana untuk menangulangi krisis pangan rakyatnya yang juga saudara dekat kami," katanya.
Berkaitan dengan peran Amerika Serikat (AS) di Semenanjung Korea, ia menyatakan, AS selama ini berperan penting mencegah ketegangan dan membantu Korsel untuk terjadinya penggabungan kembali kedua Korea.
Perdamaian, dinilainya, adalah tujuan utama Korsel, namun hal terpenting ialah membangun terjaminnya rasa percaya untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea.
"Korsel berharap Utara bukan jadi ancaman keamanan politik, tapi bisa berkomunikasi dan diupayakan membangun kepercayaan. Tanpa kepercayaan, maka sulit terwujud unifikasi," katanya.
Selain itu, menurut dia, kepercayaan akan membuat kesinambungan kerja sama dengan bantuan semua pihak, termasuk mayarakat dunia layaknya Indonesia dan AS.
"Persekutuan Korsel dan AS sangat penting dan strategis. Korut harus percaya tidak ada yang perlu ditakuti. Bagi Korut tidak usah takut karena tidak ada negara yang ingin menyerangnya. AS juga memiliki pikiran yang sama," demikian Cho Taiyoung.
Sebanyak delapan orang delegasi PWI Pusat menjadi tamu Asosiasi Wartawan Korea (Journalists Association of Korea/JAK) yang mengadakan serangkaian diskusi dengan nara sumber utama di Negeri Ginseng itu.
Delegasi PWI Pusat dipimpin Sasongko Tedjo (Ketua Bidang Organisasi, wartawan Suara Merdeka) didampingi Priyambodo RH (Ketua Bidang Multimedia dan Teknologi, LKBN ANTARA), M. Ihsan (Wakil Bendahara, Warta Ekonomi) dan Astrid B. Soerjo Adinegoro (Dewan Penasehat).
Selain itu, Tri Agung Kristanto (Ketua Bidang Hukum/Advokasi Wartawan, Harian Kompas), Teguh Santosa (Ketua Bidang Luar Negeri, Rakyat Merdeka Online) dan Rudy Novrianto (Wakil Sekretaris Jenderal, Jurnal Pers Indonesia), serta anggota Dewan Pers, I Made Karuna Ray Wijaya (MNC TV).
Sumber : ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar