Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok Imron Cotan ketika memberikan ceramah pada acara ‘Tsinghua University Ambassador Talks’, di Tsinghua University, Beijing, Rabu, 20 November 2013.
"Serta pentingnya pendekatan konstruktif (constructive engagement) dalam penyelesaian konflik-konflik di kawasan, seperti konflik di Myanmar dan Laut China Selatan yang lebih menonjolkan aspek kerjasama, daripada aspek konfliknya," ujar Imron dalam pernyataannya, Kamis (21/11/2013).
Sedangkan, mengenai Laut China Selatan, kata Imron, Indonesia akan selalu berperan aktif untuk mendorong perundingan pembentukan ‘code of conduct’ di kawasan tersebut, agar konflik terbuka tidak terjadi.
Menurut Imron, Indonesia akan selalu berpedoman bahwa perkembangan arsitektur kawasan harus tetap bertumpu pada ASEAN+1 (China) dan ASEAN+3 (China, Japan, South Korea), dimana ASEAN berperan sebagai pelaku utamanya.
"Sementara ASEAN juga harus terus memperkuat pelaksanaan program ‘Prakarsa Bagi Integrasi ASEAN’ (Initiative for ASEAN Integration Program) agar seluruh negara anggota ASEAN, khususnya Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam mampu menyatukan diri dalam satu komunitas pada tahun 2015 yang akan datang," kata Imron. (Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar