Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio membuka kegiatan Mid Planning Coference (MPC) Komodo Multilateral Exercise 2014 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (13/11).
Kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 akan dilaksanakan pada bulan April 2014 dengan mengikutsertakan negara-negara ASEAN dan sejumlah negara sahabat di luar ASEAN. Sebanyak 18 negara telah konfirmasi keikutsertaan alutsista kapal perangnya. Latihan akan digelar di perairan Indonesia antara lain laut Natuna dan Anambas. Dalam latihan ini TNI Angkatan Laut akan mengikutsertakan sekitar 16 KRI yang terdiri dari Van Speijk, Sigma, LPD, ATF, PK, dan LST, sedangkan alutsista Pesawat Udara (Pesud) TNI Angkatan Laut menyertakan 6 Pesud, yang terdiri dari 2 fixed wing dan 4 rotary wing.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di kawasan perlu menunjukan peran, terlebih pada 2015, Indonesia sepakat mencapai asian community. Latihan ini termasuk non warfighting exercise, atau operasi militer selain perang.
“Akan kita kerahkan Kapal Perang kita, mulai dari jenis LPD, Kapal Rumah Sakit, Fregatte sampai dengan Korvet. Kegiatan ini melibatkan 4300 personel TNI Angkatan Laut, selain itu juga ada 11 stakeholder yang memiliki kewenangan institusi penegakan hukum di laut yang kita libatkan, dan beberapa institusi terkait dengan kegiatan bencana alam seperti BNPB, PMI, Basarnas, termasuk keterlibatan dari pemerintah daerah Provinsi Riau, Kepulauan Anambas dan juga Natuna,“ tandas Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.
Lebih lanjut Kasal menyampaikan bahwa ke-18 negara akan mengirim kapal perangnya untuk mengikuti latihan tersebut, hal itu merupakan bentuk kepedulian negara-negara terhadap Maritim Domain Awarness. “Kegiatan ini fokusnya dalam menangani bencana alam agar makin terlatih dalam menghadapi bencana alam seperti yang sebelumnya terjadi di Aceh dan Yogya,” kata Kasal.
Sejumlah negara yang telah konfirmasi akan mengikuti Komodo Multilateral Exercise 2014 antara lain Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, New Zealand, Amerika Serikat (USA), China, dan Rusia. Latma Multilateral Komodo yang diharapkan dapat terlaksana secara rutin setiap dua tahun sekali.
Komodo Multilateral Exercise 2014 menitikberatkan materi latihan pada aspek nonwarfighting, yaitu mengorganisir dan kerja sama antarnegara terhadap berbagai bentuk ancaman keamanan maritim. Komodo Multilateral Exercise 2014 akan memfokuskan pada materi latihan Humanitarian Assistance Disaster Relief (HADR), menghadapi Transnational Organized Crimes (TOC), dan Peace Keeping Operation (PKO).
Selain bertujuan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam bentuk kerja sama menangani bencana alam. Kegiatan ini juga bertujuan menciptakan confidence building measure dalam rangka meningkatkan stabilitas keamanan maritim. Kerja sama militer dalam konteks hubungan antarnegara tidak hanya terbatas di bidang pertahanan, tetapi juga untuk menjalin kerja sama pada aspek nontempur, antara lain penanggulangan bencana, keamanan maritim, dan diplomasi. Dengan demikian, tujuan latihan ini mempunyai dimensi kepentingan nasional sekaligus regional/internasional.
Kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 akan dilaksanakan pada bulan April 2014 dengan mengikutsertakan negara-negara ASEAN dan sejumlah negara sahabat di luar ASEAN. Sebanyak 18 negara telah konfirmasi keikutsertaan alutsista kapal perangnya. Latihan akan digelar di perairan Indonesia antara lain laut Natuna dan Anambas. Dalam latihan ini TNI Angkatan Laut akan mengikutsertakan sekitar 16 KRI yang terdiri dari Van Speijk, Sigma, LPD, ATF, PK, dan LST, sedangkan alutsista Pesawat Udara (Pesud) TNI Angkatan Laut menyertakan 6 Pesud, yang terdiri dari 2 fixed wing dan 4 rotary wing.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di kawasan perlu menunjukan peran, terlebih pada 2015, Indonesia sepakat mencapai asian community. Latihan ini termasuk non warfighting exercise, atau operasi militer selain perang.
“Akan kita kerahkan Kapal Perang kita, mulai dari jenis LPD, Kapal Rumah Sakit, Fregatte sampai dengan Korvet. Kegiatan ini melibatkan 4300 personel TNI Angkatan Laut, selain itu juga ada 11 stakeholder yang memiliki kewenangan institusi penegakan hukum di laut yang kita libatkan, dan beberapa institusi terkait dengan kegiatan bencana alam seperti BNPB, PMI, Basarnas, termasuk keterlibatan dari pemerintah daerah Provinsi Riau, Kepulauan Anambas dan juga Natuna,“ tandas Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.
Lebih lanjut Kasal menyampaikan bahwa ke-18 negara akan mengirim kapal perangnya untuk mengikuti latihan tersebut, hal itu merupakan bentuk kepedulian negara-negara terhadap Maritim Domain Awarness. “Kegiatan ini fokusnya dalam menangani bencana alam agar makin terlatih dalam menghadapi bencana alam seperti yang sebelumnya terjadi di Aceh dan Yogya,” kata Kasal.
Sejumlah negara yang telah konfirmasi akan mengikuti Komodo Multilateral Exercise 2014 antara lain Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, New Zealand, Amerika Serikat (USA), China, dan Rusia. Latma Multilateral Komodo yang diharapkan dapat terlaksana secara rutin setiap dua tahun sekali.
Komodo Multilateral Exercise 2014 menitikberatkan materi latihan pada aspek nonwarfighting, yaitu mengorganisir dan kerja sama antarnegara terhadap berbagai bentuk ancaman keamanan maritim. Komodo Multilateral Exercise 2014 akan memfokuskan pada materi latihan Humanitarian Assistance Disaster Relief (HADR), menghadapi Transnational Organized Crimes (TOC), dan Peace Keeping Operation (PKO).
Selain bertujuan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam bentuk kerja sama menangani bencana alam. Kegiatan ini juga bertujuan menciptakan confidence building measure dalam rangka meningkatkan stabilitas keamanan maritim. Kerja sama militer dalam konteks hubungan antarnegara tidak hanya terbatas di bidang pertahanan, tetapi juga untuk menjalin kerja sama pada aspek nontempur, antara lain penanggulangan bencana, keamanan maritim, dan diplomasi. Dengan demikian, tujuan latihan ini mempunyai dimensi kepentingan nasional sekaligus regional/internasional.
Sumber : Koarmabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar