"Militer Australia hanya bersandar pada Amerika."
Jakarta : Wakil Ketua Komisi I bidang Luar Negeri dan Pertahanan DPR Tubagus Hasanudin mengapresiasi sikap tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menghentikan kerjasama militer dan intelijen dengan Australia.
Dalam keterangan pers hari ini, Rabu 20 November 2013, Presiden SBY menyatakan, akan menghentikan sementara semua kerjasama militer dan intelijen antara kedua negara.
Kata Tubagus, seharusnya Indonesia juga berani memutus kerjasama di bidang lainnya, misalnya perdagangan dan imigrasi. "Demi sebuah kedaulatan, kita harus keras. Tetapi jangan emosional," kata Tubagus di Gedung DPR, Jakarta.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman di masa lalu, hubungan Indonesia dan Australia selalu pasang-surut. Sehingga, Indonesia tak perlu khawatir hubungan persahabatan dengan Australia benar-benar selesai.
"Ini pembelajaran, kita punya harga diri, marwah dan kedaulatan," kata dia.
Dengan dihentikannya kerjasama militer, purnawirawan TNI berpangkat Mayor Jenderal ini menilai tidak akan berpengaruh pada Indonesia.
"Militer kita, kita yang membangun. Sementara militer Australia hanya bersandar pada Amerika. Militer Australia itu tidak ada apa-apanya dibanding militer Indonesia," kata dia. Bahkan, kata dia, militer Indonesia adalah yang paling baik nomor lima di dunia.
Berdasarkan data Global Firepower terbaru, militer Indonesia berada di peringkat 15, dari 68 negara di dunia yag disurvei. Sementara Australia berada di peringkat 23. Lihat perbandingan militer kedua negara di tautan ini.
Soal intelijen, menurutnya, Australia lah pihak yang paling rugi. "Coba lihat Bom Bali I dan II, yang menjadi target kan mereka. Secanggih apapun alat yang mereka gunakan, tetapi kalau tidak bisa menginjak tanah Indonesia, akan sulit," tuturnya.
Dia juga berharap, agar secepatnya Duta Besar Australia di Jakarta segera kembali ke negerinya. "Kalau menurut hemat saya, supaya tidak malu ngepak barang saja," kata politisi PDIP ini.
Sumber : VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar