Jumat, 18 Oktober 2013

GMF Siapkan Fasilitas Perawatan Untuk Pesawat R80 Buatan BJ Habibie

Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk yaitu PT GMF AeroAsia mulai mempersiapkan fasilitas perawatan pesawat terbang bermesin baling-baling (turboprop). GMF bakal menggadeng PT Indopelita Aircraft Services yang telah berpengalaman merawat pesawat bermesin turboprop.

GMF Siapkan Fasilitas Perawatan Untuk Pesawat R80 Buatan BJ Habibie

Langkah GMF masuk ke bisnis perawatan bermesin turboprop dilakukan, karena melihat penggunaan pesawat turboprop diprediksi tumbuh signifikan di Indonesia pada masa mendatang. Apalagi ada rencana kehadiran pesawat Regio Pro 80 (R80) karya BJ Habibie yang bakal beroperasi 2018.

"Pertumbuhan pasar seperti ini yang harus kita antisipasi sejak sekarang,” ucap Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto dalam keterangannya seperti dikutip Sabtu, (12/10/2013).


Seperti diketahui, beberapa maskapai domestik sudah memesan pesawat R80 bermesin baling-baling dengan kapasitas 80 penumpang ini. Nantinya GMF AeroAsia akan melakukan pengembangan fasilitas perawatan pesawat dan pendukungnya milik Indopelita di Pondok Cabe.

Fasilitas yang dikembangkan antara lain, line maintenance, base maintenance, engineering dan planning, quality system, supply chain material, human resources hingga joint marketing dan joint venture.

"Kerjasama ini memang difokuskan untuk menggarap pasar perawatan pesawat turbo propeller," kata Richard.

Richard menambahkan, selama ini GMF AeroAsia menangani perawatan pesawat bermesin jet dari berbagai tipe. Sedangkan Indopelita Aircraft Services memiliki kapabilitas dan pengalaman menangani perawatan pesawat turboprop.

Saat ini, GMF mendapatkan kepercayaan dari Garuda Indonesia untuk menangani perawatan pesawat turboprop ATR72-600 yang akan dioperasikan Garuda mulai Desember 2013. "Karena itu, kami menggandeng Indopelita untuk menangani perawatan pesawat ATR72-600 ini," katanya.

Pasar perawatan pesawat turboprop diprediksi tumbuh signifikan seiring pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya terpusat di Jakarta. Apalagi secara geografis, jenis pesawat turboprop dinilai paling cocok dengan kondisi kepulauan Indonesia.

"Berdasarkan beberapa analisa, Asia Tenggara merupakan pasar terbesar pesawat turboprop. Sebanyak 50% lebih dari total produksi pesawat turboprop dunia diserap oleh pasar di Asia Tenggara," sebutnya. (Detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar