JAKARTA : DPR menilai peringatan pemerintah Australia mempermalukan dirinya sendiri dengan mengeluarkan travel warning atau himbauan terhadap warga negaranya yang bepergian ke Indonesia.
Wakil ketua DPR, Priyo Budi Santoso mengatakan travel warning yang dikeluarkan pemerintah Australia tersebut dinilai tidak mempengaruhi keinginan warga negara Australia berada di wilayah Indonesia.
Menurut Priyo, meskipun travel warning yang dikeluarkan merupakan hak pemerintah Australia, namum hal tersebut dinilai sebagai bentuk sikap gegabah pemerintah Australia yang tidak mendapat dukungan dari warganya sendiri. Dan hal ini justru dinilai merugikan pihak pemerintah Australia sendiri.
"Itu haknya Australia ya, tapi itukan merugikan Australia sendiri dan mempermalukan mereka karena ternyata tidak diindahkan warga negaranya sendiri. Saya lihat nyatanya banyak warga Australia santai di Jakarta, Bali, di pantai dan mereka tenang -tenang saja. Tidak ambil pusing," kata Priyo di gedung DPR, Jumat (3/1/2014).
Priyo menambahkan, Pemerintah Australia dinilai terlalu panik dan salah kaprah dengan mengeluarkan travel warning tersebut. Dimana travel warning yang dikeluarkan pemerintah Australia kepada warganya untuk tidak mengunjungi Indonesia justru merugikan pemerintah Australia.
Ia menilai pemerintah Australia seharusnya lebih memperhatikan kehidupan masyarakat aborigin sebagai penduduk Asli benua tersebut. Menurutnya bila terjadi pemberontakan masyarakat aborigin, dikhawatirkan berpotensi menimbulkan konflik seperti yang pernah terjadi di Afrika Selatan oleh Nelson Mandela.
"Yang bahaya itu aborigin di Australia, kehidupan mereka terlunta-lunta. Sangat bermurah hati saja itu, aborigin tidak menuntut HAM, kalau menuntut bisa gulung tikar itu pemerintahan kulit putih Australia. Bisa terjadi proses mandelaisasi itu nanti," pungkas dia.
Sementara itu, sebelumnya pemerintah Australia melauli Kementerian Luar Negeri Australia mengeluarkan travel warning bagi warganya tanggal 1 January 2014 kemarin.
Australia menilai, ancaman terhadap warga Australia di Indonesia karena kemungkinan adanya serangan teror. Dan ancaman tersebut bukan hanya di tempat-tempat ibadah seperti gereja, namun juga berkaitan dengan potensi bencana alam seperti tsunami ataupun menjadi korban kejahatan.
Sumber : Jaringnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar