Berbagai aksi serangan bersenjata masih terus saja terjadi di tanah Papua. Bahkan, kelompok tersebut sempat merebut delapan pucuk senjata laras panjang dari sebuah pos yang dijaga Brimob Mabes Polri.
Meski demikian, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto memastikan tidak akan ada upaya pengejaran dengan mengerahkan militer. Pemerintah hanya akan terus melakukan langkah persuasif agar para pembelot tersebut keluar dari persembunyiannya.
"Ini upaya kita bersama ya, pusat, gubernur, bupati bersama-sama untuk dekati mereka-mereka yang sekarang masih berada di hutan, mengangkat senjata, melakukan tindakan kriminal," ujar Djoko di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/1).
Ia memastikan tidak akan ada lagi operasi-operasi militer seperti yang pernah dilakukan pemerintah masa lalu. Kini, hanya akan ada upaya penegakan hukum bagi kriminal bersenjata, sedangkan upaya persuasif tetap berlangsung.
"Jadi upaya persuasif harus sabar, dan harus kelola dengan baik untuk keluar dari tindakan kekerasan sangat penting. Itu komitmen pemerintah," tandasnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga tetap berupaya menghadirkan kerja sama-kerja sama internasional demi meningkatkan kesejahteraan kepada warga Papua. Beberapa waktu lalu, SBY sempat mengundang lima menteri luar negeri Melanesian Spearhead Group (MSG) untuk melihat langsung perkembangan pembangunan di Tanah Cendrawasih.
"Memang dari Vanuatu pada jam-jam terakhir membatalkan kedatangannya tapi empat hadir dan memberikan kesaksian apa yang dilakukan pemerintah terhadap policy dan kebijakan di Papua," katanya.
Meski demikian, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto memastikan tidak akan ada upaya pengejaran dengan mengerahkan militer. Pemerintah hanya akan terus melakukan langkah persuasif agar para pembelot tersebut keluar dari persembunyiannya.
"Ini upaya kita bersama ya, pusat, gubernur, bupati bersama-sama untuk dekati mereka-mereka yang sekarang masih berada di hutan, mengangkat senjata, melakukan tindakan kriminal," ujar Djoko di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/1).
Ia memastikan tidak akan ada lagi operasi-operasi militer seperti yang pernah dilakukan pemerintah masa lalu. Kini, hanya akan ada upaya penegakan hukum bagi kriminal bersenjata, sedangkan upaya persuasif tetap berlangsung.
"Jadi upaya persuasif harus sabar, dan harus kelola dengan baik untuk keluar dari tindakan kekerasan sangat penting. Itu komitmen pemerintah," tandasnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga tetap berupaya menghadirkan kerja sama-kerja sama internasional demi meningkatkan kesejahteraan kepada warga Papua. Beberapa waktu lalu, SBY sempat mengundang lima menteri luar negeri Melanesian Spearhead Group (MSG) untuk melihat langsung perkembangan pembangunan di Tanah Cendrawasih.
"Memang dari Vanuatu pada jam-jam terakhir membatalkan kedatangannya tapi empat hadir dan memberikan kesaksian apa yang dilakukan pemerintah terhadap policy dan kebijakan di Papua," katanya.
Sumber : Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar