Senin, 06 Januari 2014

Alat Minim, TNI AL Sulit Atasi Pencurian di Laut


Kapal TNI AU berpatroli di wilayah perairan laut Indonesia


Aksi pencurian di laut khususnya di peraitan Teluk Adang, Teluk Balikpapan, Muara Jawa, dan Muara Berau di Kalimantan Timurkian merajealela. Ironisnhya, peralatan yang dimiliki TNI AL di wilayah ini relatif masih minim. Buntutnya, hinngga saat ini aparat kesulitan memberantas aksi pencurian di laut.

Menurut Mayor Laut Robinson Hendrikm dari Intelijen Pangkalan TNI AL Balikpapan,semua kawasan tersebut berada di bawah pengawasan Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur. Lanal Balikpapan hanya memiliki pangkalan di Sungai Meriam di Anggana untuk mengawasi perairan di Delta Mahakam. Untuk daerah selatan, TNI AL punya pos di Kampung Baru di Teluk Balikpapan.Selain itu, TNI AL juga tidak memiliki armada yang cukup untuk berpatroli hingga kawasan-kawasan tersebut.

Kawasan yang terdekat dengan Sungai Meriam itu adalah Muara Jawa. Pada 2012 terjadi dua kasus pencurian, naik menjadi 7 kasus pada 2013. "Meski ada pos di Kampung Baru, TNI AL juga kerepotan mengawasi Teluk Balikpapan. Di perairan Kota Minyak itu terjadi empat kasus pencurian pada 2012, naik menjadi lima kasus di tahun 2013, " ujarnya, Ahad (5/1).

Bahkan, katanya, pada 2013 di Tanjung Santan, perairan antara Delta Mahakam dan Kota Bontang, yang semula aman kini sudah mencatatkan satu kali pencurian. Teluk Adang terletak di selatan Tanah Grogot, ibukota Kabupaten Paser. Sama seperti di Muara Berau, Muara Jawa, Teluk Balikpapan, kapal-kapal yang datang ke perairan itu lego jangkar di tengah laut untuk menunggu giliran pemuatan kargo, umumnya kargo curah batu bara.

Kapal-kapal itu antara lain berbendera Panama, China, Finlandia, Swedia dan Russia.
"Para pelaku pencurian datang dengan speedboat, berisi 5-6 orang. Mereka mencuri tambang, cat, peralatan yang ada di gudang kapal dan apa saja yang bisa diangkut dengan mudah," kata Robinson.

Menurut dia, meski yang dicuri hanya barang-barang yang bisa dianggap remeh, namun cukup membuat perairan-perairan tersebut menambah panjang daftar "blackwater" di Indonesia.
"Perairan yang sudah cukup lama da dalam daftar tersebut perairan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, juga Belawan, Medan," katanya.

Di Kalimantan Selatan pencurian rawan terjadi di perairan Taboneo di dekat ambang Sungai Barito. Namun karena jadwal kapal yang ketat, pencurian itu kebanyakan hanya dilaporkan awak kapal ke agennya, dan agen kapal kemudian melapor kepada International Maritime Organization (IMO) di Singapura.

IMO adalah organisasi maritim atau kelautan internasional. yang kantornya antara lain ada di Singapura dan Malaysia."Oleh IMO aksi pencurian itu disebut piracy, pembajakan atau perompakan," kata Robinson.





Sumber :  REPUBLIKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar