Senin, 21 April 2014

Sinopsis Three Days Episode 1 (bagian 2)

shot0331

[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
 
4 Maret, pk 22.13
Tae Kyung pulang ke rumahnya dan menaruh foto ayahnya di atas rak. Perkataan Bo Won terus terngiang di kepalanya. Begitu juga pertanyaan Presiden mengenai barang peninggalan ayahnya.
Ketika ia berjalan menuju ke kamarnya, ia berhenti. Ia melihat ruangan kerja berantakan. Sepertinya ada yang sudah memasuki rumah dan mengobrak-abrik semuanya untuk mencari sesuatu.
shot0224 shot0228
Tae Kyung menyalakan komputer ayahnya. Ia melihat file mana yang terakhir dibuka. File itu bernama: Dokumen Rahasia 98, namun diproteksi oleh password. Tae Kyung tidak tahu password ayahnya.
Hal yang lebih mengejutkan adalah file itu tercatat hendak dibuka terakhir kali pada tanggal 4 Maret pk 20.25. Artinya penyusup itu masuk ke rumahnya kurang dari 2 jam yang lalu.
shot0229 shot0233
Tae Kyung pergi ke kantor keamanan gedung apartemennya dan meminta untuk diperlihatkan rekaman CCTV di koridor apartemennya pada jam tersebut. Dari rekaman CCTV terlihat seorang pria keluar dari apartemen Tae Kyung beberapa waktu setelah pk 08.25. Kemudian Tae Kyung mengecek rekaman CCTV tempat parkir setelah orang itu keluar. Terlihat sebuah mobil putih keluar dari tempat parkir.
shot0236 shot0235
Tae Kyung melacak nomor polisi mobil tersebut dan menemukan alamatnya. Ia langsung pergi ke sana.Ternyata pemilik mobil itu adalah Yang Dae Ho, seorang Jenderal, pejabat militer.
Tae Kyung sampai di alamat yang dituju. Namun ia merasa ada kejanggalan. Pagar rumah itu terbuka. Sebelum Tae Kyung tiba, seorang pria sempat terlihat berjalan keluar dari rumah itu.
Tae Kyung masuk ke dalam rumah. Seisi rumah itu gelap gulita. Tae Kyung melihat benda-benda berserakan, namun yang lebih mengejutkan adalah tergeletak seorang pria yang lehernya terluka parah.
shot0284shot0288
Tae Kyung menghampiri pria itu dan melihat pria itu adalah orang yang dalam rekaman CCTV keluar dari apartemennya. Ia memegangi leher Jenderal Yang untuk menahan pendarahan dan menelepon polisi.
Jenderal Yang memegang tangan Tae Kyung.
“Agen rahasia Han Tae Kyung….tanggal 5 Maret…..Presiden…..akan mati.”
“Apa maksudnya?”
Jenderal Yang tidak pernah menjawab pertanyaan itu. Ia mati.
shot0306 shot0307
5 Maret, pk 08.05
Diberitakan bahwa pada hari ini Presiden berencana menghabiskan waktunya selama 4 hari 3 malam di vila pribadinya di Cheongsoodae.
Para agen rahasia mempersiapkan keamanan vila tersebut sebelum Presiden tiba. Mereka mengecek setiap sudut vila, area sekeliling vila termasuk sebuah danau di dekat vila tersebut. Daerah tersebut juga dikenai larangan untuk dilewati pesawat terbang dan semacamnya.
shot0324 shot0322
Presiden tiba menggunakan helikopter. Ia hanya ditemani sekretarisnya dan sejumlah pasukan keamanan. Ia langsung masuk ke dalam ruang kantornya.
Staf keamanan yang selama ini selalu berada di dekat Presiden, mengangguk pada rekannya. Rekannya menutup pintu kantor, hingga hanya ada Presiden dan dua orang staf keamanan tersebut dalam kantor itu.
Presiden bertanya pada satf kepercayaannya itu, “Apakah semua sudah dipersiapkan?”
“Saya mempersiapkan sesuai instruksi Bapak, tapi ini bisa jadi berbahaya,” jawab staf tersebut. Staf yang satu lagi menunduk, sepertinya dihinggapi kekhawatiran dan keraguan yang sama. Presiden menatap mereka.
“Ini sangat penting bagiku. Tolong ikuti keinginanku.”
shot0334 shot0335
Tubuh Jenderal Yang Dae Ho dievakuasi oleh polisi. Polisi menanyai Tae Kyung.
“Anda bilang ketika Anda menemukan korban, ia sudah hampir mati.”
“Benar. Sebelum saya masuk, saya melihat seorang pria meninggalkan rumah ini. Saya tidak melihat wajahnya tapi sepertinya ia berusia akhir 20-an, tingginya sekitar 185 cm. Ada CCTV di ujung jalan ini, Anda bisa mengeceknya.”
Polisi bertanya apa hubungan Tae Kyung dengan Yang Dae Ho. Tae Kyung menjawab kalau Jaenderal Yang adalah kenalan dari almarhum ayahnya. Polisi memperbolehkan Tae Kyung pergi.
 shot0347 shot0346
Bo Won memasang spanduk besar di dekat papan penujuk jalan. Di spanduk itu tertulis: “Mencari Saksi. Kecelakaan terjadi pada 2 Maret 2014 melibatkan pengemudi bermobil hitam. Jika Anda seorang saksi, mohon hubungi kami.”
Kenapa Bo Won yang hanya seorang polisi lalu lintas begitu berkeras menguak kasus kecelakaan ini?
shot0349 shot0352
Kilas balik pada saat terjadinya kecelakaan itu:
Bo Won sedang bermain kartu bersama rekannya dan dua orang nenek ketika ia mendengar panggilan radio bahwa dilaporkan dua kendaraan terlihat mengebut dan berbahaya.
Bo Won menyusuri jalan untuk mencari dua kendaraan itu dan menemukan mobil hitam terdampar di pinggir jalan tol dalam keadaan rusak parah. Bo Won turun dari mobil patrolinya dan melihat pengemudi mobil itu tak sadarkan diri dan mengeluarkan banyak darah. Ia segera memanggil ambulan.
shot0359 shot0361
Saat Bo Won menuruni jalan menuju mobil hitam tersebut, Han Ki Joon bergerak. Ia berusaha meraih amplop putih yang terletak di kursi penumpang sebelahnya. Berkas di dalam amplop tersebut sedikit terlihat. Judulnya: Dokumen Rahasia 98. Tapi ai tidak sanggup meraih amplop itu dan kembali memejamkan mata.
Bo Won tiba. Ia bertanya apakah Han Ki Joon tidak apa-apa dan menenangkannya kalau ambulans akan segera tiba.
“D…dokumen…” Han Ki Joon kembali berusaha meraih amplop putih itu.
shot0365 shot0370
Bo Won berusaha menenangkannya. Ia lega ketika mendengar suara sirine ambulan di kejauhan. Ia meminta Han Ki Joon tetap sadar.
Han Ki Joon malah terlihat semakin tidak tenang. Ia mengeluarkan lebih banyak darah. Lalu ia mengulurkan tangannya memegang tangan Bo Won yang sedang memegangi jendela mobil.
“D..dokumen itu….mereka akan mencarinya. Dokumen itu sangat penting….” Kata Han Ki Joon dengan susah payah.
Semuanya semakin mencurigakan ketika atasannya mengatakan kasus itu akan ditutup sebagai kasus kecelakaan biasa. Ketika ia menyinggung amplop yang hilang dari tempat kejadian, atasannya berkata ia tidak tahu apapun. Entah ia berbohong atau tidak. Sedangkan mobil hitam yang sudah hancur itu dihancurkan di tempat rongsok atas persetujuan keluarga korban. Setelah itu atasannya tidak mau membicarakan kecelakaan tersebut.
shot0384shot0385
Tampaknya Bo Won merasa bertanggungjawab atas kata-kata terakhir ayah Tae Kyung. Mungkin juga ia merasa bersalah karena tidak mengamankan dokumen itu lebih dulu. Atau insting polisinya membuatnya penasaran hingga ingin menguak keanehan kasus ini. Yang pasti, Bo Won sepertinya bukan orang yang mudah menyerah.
Setelah beberapa lama berdiri di dekat spanduk itu, Bo Won berjalan ke mobil patrolinya. Sebuah mobil berhenti di dekatnya. Penumpangnya adalah dua nenek temannya bermain kartu. Kedua nenek itu berkata teman mereka sempat melihat sebuah kendaraan pada hari kecelakaan itu.
Nenek itu berkata mobilnya sangat besar. Sebuah mobil putih yang lewat dengan sangat cepat. Dan di belakang mobil itu ada gambar lingkaran.
shot0388 shot0389
Tae Kyung pergi ke kantor. Ia berpapasan dengan Lee Cha Young, seorang rekannya dari tim hukum agen keamanan. Tampaknya keduanya cukup dekat. Cha Young memegang tangan Tae Kyung dan mengkhawatirkan keadaannya.
“Apa ada masalah?” tanyanya.
“Apa kau tahu di mana Chief?”
“Dia pergi ke Cheongsoodae bersama VIP. Kenapa?”
“Karena aku mendengar sesuatu yang aneh.”
“Aku juga.”
Ada apa, tanya Tae Kyung. Cha Young berkata orang yang melemparkan tepung telah mengaku bahwa ia diperintah oleh seseorang. Seseorang menyuruh pria tua lusuh itu untuk melakukan perintahnya dengan imbalan uang. Pria itu harus melempar saat ia memberinya tanda.
shot0391 shot0392
Mereka berbicara di kantor Cha Young. Tae Kyung tidak mengerti kenapa ada orang yang membayar orang lain untuk melakukan hal seperti itu. Jika ia merasa tidak puas pada Presiden, bukankah seharusnya ia melemparkannya sendiri? Atau mungkin pelempar itu berbohong?
“Bukan. Kami sudah menemukan orang yang menyuruhnya. Ia melakukan itu agar bisa mendekati Presiden. Semacam penyamaran.”
Jadi ketika pria tua itu melempar tepung, orang yang menyuruhnya berdiri dekat dengan presiden dan menaruh secarik kertas di tangan Presiden.
shot0402 shot0404
Cha Young menunjukkan berita di TV yang memperlihatkan cuplikan video ketika kejadian itu berlangsung. Ia menekan “pause” ketika video tersebut memperlihatkan sedikit wajah seorang pria yang berdiri dekat dengan Presiden. Cha Young berkata itu orangnya, pria tua pelempar tepung juga sudah mengkonfirmasi bahwa orang itu yang menyuruhnya.
Tapi karena hanya sedikit wajahnya yang terlihat, mereka kesulitan mengetahui identitas orang tersebut dan kenapa ia melakukannya. Ia bertanya apa Tae Kyung pernah melihat orang itu di tempat kejadian (di pasar).
Tae Kyung menatap cuplikan itu.
shot0415 shot0416
“Aku tahu orang itu,” katanya. “Namanya Yang Dae Ho, seorang Jenderal. Kata-kata terakhirnya sebelum mati pagi ini adalah: Presiden akan mati pada tanggal 5 Maret. Dia dibunuh.”
shot0418 shot0417
Sebuah mobil mewah diijinkan masuk ke area vila. Penumpangnya adalah tamu Presiden. Tidak diperlihatkan siapa tamu tersebut. Seorang pria.
Cha Young menyerahkan secarik kertas pada Tae Kyung. Itu adalah potongan kertas yang sempat diselipkan Yang Dae Ho ke tangan Presiden. Cha Young berkata kertas itu sudah diperiksa ataf keamanan. Tidak ada zat atau hal berbahaya yang ditemukan.
Yoo Chun memeriksa kertas itu. kertas itu hanya potongan koran yang ditulisi: “Saya pemilik sebuah supermarket kecil. Bantu kami”
“Yang Dae Ho adalah seorang jenderal. Ia tidak pernah memiliki supermarket,” kata Tae Kyung.
“Tapi tidak ada hal mencurigakan yang ditemukan pada kertas ini.”
shot0429 shot0431
“Karena mereka pikir seorang rakyat biasa yang memberikan kertas ini. Pasti ada sesuatu.” Tae Kyung mengamati kertas itu lalu membaliknya. Ia menemukannya.
Di sudut kanan bawah kertas itu tertulis dengan bolpen merah: 1250 + 2005 = 1007. Penjumlahan yang ganjil. Dan karena itu pasti ada sesuatu.
shot0433 shot0437
Tae Kyung berpikir sejenak lalu berlari ke mobilnya. Cha Young mengikutinya. Tae Kyung mengambil secarik kertas dari saku jasnya yang ia kenakan pada saat terjadinya pelemparan tepung.
Kertas itu berisi kode-kode keamanan yang digunakan staf keamanan saat mereka bertugas di pasar hari itu. Cha Young berkata kode-kode itu adalah kode rahasia yang hanya digunakan para staf keamanan Presiden.
“Yang Dae Ho adalah orang yang mengurusi informasi rahasia. Bagaimana jika ia memang tahu kode-kode tersebut?” kata Tae Kyung.
Ia mulai memeriksa kode yang tertera dalam secarik kertas itu dan mencari artinya.
1250 = tempat acara
2005 = dijadwalkan
1007 = pembunuhan
shot0438 shot0442
Cha Young tertegun. Apa itu artinya Yang Dae Ho berusaha memperingatkan Presiden bahwa ia akan dibunuh? Tidak mungkin. Siapa dan kenapa ada orang yang hendak membunuh Presiden?
Tae Kyung pun belum tahu jawabannya. Ia menyuruh Cha Young melaporkan hal ini ke pihak atas dan menyelidiki kasus Yang Dae Ho. Orang yang membunuh Jenderal Yang kemungkinan besar ingin menutupi rencana pembunuhan Presiden ini. Jika mereka bisa menemukan pembunuh Yang Dae Ho, mereka bisa menemukan siapa dan kenapa ia hendak membunuh Presiden.
Sedangkan ia sendiri akan pergi ke Cheongsoodae. Ia tahu agen rahasia tidak akan bertindak meski ia melaporkan hal ini. Cha Young masih ragu. Apakah rencana pembunuhan ini benar-benar ada?
“Aku juga berharap ini tidak benar. Tapi bagaimana jika ini benar? Yang Jae Ho jelas-jelas memberitahuku kalau Presiden akan mati. Tidak banyak waktu tersisa. Aku harus pergi ke sana dan melaporkannya.”
shot0445 shot0446
Tamu Presiden keluar dari gerbang tanpa melalui pemeriksaan. Sementara itu Presiden pergi ke area memancing.
Bo Won menutup sebuah jalan karena kabut telalu tebal hingga berbahaya untuk dilewati. Ia sempat mengarahkan mobil tamu Presiden untuk berbelok ka jalan lain. Lalu ia diperintahkan pergi ke tempat lain karena ada kerusakan lampu lalu lintas.
Bo Won menjalankan mobilnya. Baru 1-2 meter, ia menekan rem kuat-kuat karena sebuah truk putih hendak berbelok ke jalan yang ditutup. Bo Won sangat kesal karena truk itu mengejutkannya sekaligus melanggar larangan lewat. Ia turun dari mobilnya dan mengetuk jendela pengemudi truk. Err…truk itu kaya truk yang nabrak papanya Tae Kyung deh o_0
shot0456 shot0457
Supir truk itu mengenakan topi hingga hanya separuh wajahnya yang terlihat. Bo Won bertanya apa supir itu mabuk karena mengemudi dengan asal. Supir itu meminta maaf dan beralasan ia baru pertama kali lewat jalan ini. Bo Won bertanya untuk apa truk itu ingin melewati jalan ini.
Supir itu berkata ia hendak memperbaiki komponen listrik yang rusak. Bo Won menatapnya dengan seksama.
“Kau bukan teknisi yang waktu itu datang,” ujar Bo Won.
Supir itu terdiam. Mencurigakan.
shot0462 shot0465
Melalui walkie talkie, Bo Won kembali diperintahkan untuk mengecek jalan lain. Akhirnya Bo Won membiarkan truk itu lewat dan memperingatkan supirnya mengenai kabut. Supir itu berkata ia akan memeriksa dengan cepat dan segera pulang.
Bo Won mengangguk dan berjalan pergi.
Ia tidak tahu kalau supir itu berada di bawah todongan senjata saat berbicara dengannya. Di kursi penumpang ada seorang pria asing yang mengenakan seragam dan topi yang sama seperti si supir. Orang asing itu menyimpan senjatanya dan mengingatkan kalau waktu yang dijadwalkan adalah pk 20.00. Tidak boleh terlambat. Tidak sedetikpun.
shot0467 shot0469
Bo Won hendak masuk ke dalam mobilnya saat ia melihat truk itu melaju pergi. Ia sempat melihat bagian belakang truk. Di pintu belakang truk itu ada dua buah logo Jaesin Telecom yang berbentuk lingkaran. Bo Won segera teringat pada perkataan si nenek.
Ia mengikuti truk itu hingga ke sebuah jalan kecil yang sepi. Ia menemukan truk itu terparkir. Bo Won turun dan mengeluarkan senjatanya. Dengan hati-hati ia mendekati truk itu dan melihat ke bagaian pengemudi. Kosong, tidak ada seorangpun. Bo Won mengeluarkan senternya dan mulai memeriksa keadaan sekitar.
shot0473shot0482 
Setelah berjalan cukup jauh ke dalam hutan, Bo Won melihat sebuah benda besar terpasang di tiang listrik. Sementara itu Tae Kyung telah tiba di gerbang vila Presiden. Ia meminta dipertemukan dengan Chief Ham.
Bo Won memanjat tiang listrik untuk memeriksa benda itu. Bentuknya seperti alat pengatur listrik raksasa. Namun yang tidak diketahuinya adalah ada pengatur waktu terpasang pada benda itu. Dan alat itu menghitung mundur. 54… 53… 52….
shot0491  shot0487
Tae Kyung dilarang masuk tanpa tanda pengenal. Tae Kyung berseru ini keadaan darurat. Ia harus bertemu Chief Ham sekarang.
Bo Won melihat di bawah tabung itu ada tulisan : Force One. Ia mengarahkan senternya ke atas dan barulah melihat ada alat pengatur waktu. Bo Won belum mengerti apa yang terjadi hingga waktu di alat itu menunjukkan 5… 4…. Bo Won tertegun. 3… 2… 1….
shot0496 shot0498
Sebuah arus listrik merambat ke paku yang dijadikan pegangan oleh Bo Won. Bo Won terpental dan jatuh. Ia melihat angka 00:00 berkedip di alat itu. Tidak ada ledakan.
“Bukan bom?” tanyanya dalam hati.
shot0499 shot0503
Tepat pk 20.00, 5 Maret 2014, sebuah kejutan gelombang elektromagnetik (EMP) yang kuat terpancar dari alat tersebut. Akibatnya seluruh listrik di daerah itu padam, termasuk setiap benda yang bisa dipengaruhi energi elektromagnetik, seperti alat komunikasi dan mobil.
Begitu juga di vila kediaman Presiden. Mendadak tempat itu gelap gulita. Semua komputer milik staf keamanan mati total. CP Moon berseru pada stafnya untuk segera menghubungi area memancing, tempat di mana Presiden berada.
Tae Kyung masih berdiri di depan gerbang dan dipegangi penjaga ketika tempat itu sepenuhnya gelap gulita.
“Tidak…” gumamnya.
Kemudian terdengar suara tembakan 3 kali.
 shot0505 shot0515

[Bersambung ke Episode 2]

Terima kasih atas kunjungannya ^^

































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar